Radio adalah teknologi
yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara modulasi dan radiasi
elektromagnetik (gelombang elektromagnetik). Gelombang ini melintas dan
merambat lewat udara dan bisa juga merambat lewat ruang angkasa yang hampa
udara, karena gelombang ini tidak memerlukan medium pengangkut (seperti molekul
udara).Ketika kemunculannya pertama kali pada 1920, media penyiaran radio langsung menjadi primadona di masyarakat. Pasalnya, media ini menawarkan penyebaran informasi yang lebih luas, lebih cepat, lebih interaktif, dan lebih menghibur. Sebuah penawaran yang tidak mampu disuguhkan koran dan media massa cetak lainnya ketika itu. Radio pada masa penjajahan merupakan alat yang sangat vital untuk
mengumumkan suatu kebijakan atau pengumuman untuk tujuan tertentu. Pada masa
itu hanya segelintir orang yang memiliki sebuah radio, sehingga pada saat itu
radio merupakan suatu barang yang mewah. Orang-orang akan berkerumun hanya
untuk mendengarkan siaran radio. Pada saat proklamasi dikumandangkan peran dari
radio sangat vital karena proklamasi disiarkan biar seluruh rakyat Indonesia
dan dunia mendengar bahwa tanggal 17 Agustus 1945 telah lahir Republik
Indonesia. Radio merupakan alat propaganda yang efektif pada zaman itu. Delapan puluh tahun kemudian, radio masih tetap dikonsumsi masyarakat. Namun, jumlah pendengarnya semakin menurun saja saat ini. Sebabnya, budaya masyarakat dalam mengakses informasi berubah. Seiring
perkembangan zaman radio mulai beralih fungsi yang dulunya sebagai alat hiburan dan
propaganda berubah menjadi Aksesoris/hiasan Rumah atau Rumah Makan konsep
klasik. Pada zaman kemerdekaan banyak sekali merk-merk radio yang beredar di
Indonesia diantaranya adalah : Philips, Erres, Grundig, Telefunken, Galindra, Ralin, Maphira dll. Radio radio
itulah sebagai saksi sejarah akan berdirinya Republik ini sehingga saya pribadi
sebagai pecinta barang antik/radio antik menghimbau untuk tidak menjual barang-barang antik terutama Radio antik
keluar negeri agar penanda berdirinya republik ini tidak musnah dari Negara tercinta ini. Untuk mengetahui
tahun pembuatan radio Philips adalah sebagai berikut :
Kode radio tabung merk
Philips menggunakan 6 hingga 7 digit kode sebagai identifikasi produknya.
Penomoran tersebut dimanfaatkan selama 20 tahun, sejak 1946 hingga 1966 :
-- Dekade
1946-1956, urutan nomor diawali oleh 2 huruf (misal BX, BD, BF)
-- Dekade
1956-1966 dengan huruf dan angka (misal B4, B6, L4).
Selepas tahun 1966,
Philips pun mengubah sistem penomoran produknya, yakni dengan kode AL, RL.
Semisal 90 RL 490, 16 AL 360 / 00R, dan lain-lain.
Metode Penomoran pada
Periode : 1946-1956
- Kode
pertama berupa Huruf merupakan kode untuk Jenis/Tipe
- Kode kedua
berupa Huruf merupakan kode untuk Lokasi Perakitan
- Kode
ketiga berupa Angka merupakan kode untuk Kelas Harga
- Kode
keempat berupa Angka merupakan kode untuk Tahun
- Kode
kelima berupa Angka merupakan akhiran
- Kode
keenam Catu Daya
Metode Penomoran pada
Periode : 1956-1966
- Kode
pertama berupa Huruf merupakan kode untuk Jenis/Tipe
- Kode kedua
berupa Angka merupakan kode untuk Kelas Harga
- Kode
ketiga berupa Huruf merupakan kode untuk Lokasi Perakitan
- Kode
keempat berupa Angka-Angka merupakan kode untuk Tahun
- Kode
kelima berupa Angka merupakan kode untuk Catu Daya
- Akhiran
Berikut maksud dari
masing-masing kode tersebut.
1. Urutan pertama :
jenis produk
A :Tuner
F : Console
B : Tabletop
N : Radio
Mobil
H : Radio
dengan Pickup
L : Portabel
P : Portabel
/ Radio Mobil
T : Televisi
2. Urutan kedua :
Kelas harga
Menunjukkan kelas dan
harga. Semakin kecil angka nomornya, berarti makin murah dan rendah kelasnya,
sebaliknya semakin besar berarti semakin mahal. Kelas juga menunjukkan
fasilitas yang menyertainya, misalnya untuk angka 0 (nol) adalah paling murah
dan sederhana, tanpa disertai fasilitas apapun. Angka 6 dapat dipergunakan
sebagai amplifier. Angka 9 termahal sekaligus memiliki beberapa fasilitas
seperti tape recorder dan signal scope.
3. Urutan ketiga :
Lokasi perakitan
X : Belanda
/ Belgia
A: Austria
D: Jerman
S: Swedia
DK: Denmark
E: Spanyol
F : Perancis
SF:
Finlandia
G: Inggris
Raya
I: Italia
N: Norwegia
W: Amerika
Serikat
Pada masa jayanya,
Philips memiliki banyak pabrik perakitan elektronik di berbagai negara, hingga
dimunculkanlah kode-kode tertentu untuk membedakan asal pabrik perakitan. Yang
paling umum adalah kode X, yang merupakan produksi Belanda (juga Belgia).
Pasangan huruf dan nomor juga bisa berarti lokasi perakitan, misalnya E-nomor
berasal dari Eindhoven, PL-nomor dari Philips Leuven.
Radio dengan kode IN
adalah rakitan pabrik Philips di Indonesia.
4. Urutan keempat :
tahun pembuatan dan serial
Urutan keempat dan
kelima merupakan pasangan nomor dari 00 hingga 99. Angka pertama memperlihatkan
tahun pembuatan, sementara angka belakangnya sebagai pembeda dua radio yang
memiliki karakteristik sama atau mungkin dibuat pada th yang sama.
5. Urutan kelima :
sumber daya
A : Tenaga
listrik AC
U :
Universal (AC / DC)
B : Baterai
V : Aki
T : Radio
transistor dengan baterai voltase rendah
X : Catu
daya utama AC atau dengan vibrator DC
Z : Gabungan
aki / soket
Radio dgn kode A
berarti dapt langsung dicolokkan ke listrik rumah. Perhatikan, untuk kode U
radio tersebut dapat menggunakan AC maupun DC (90 Volt DC). Huruf V umumnya
adalah radio mobil. Kode huruf X berarti radio tersebut memiliki catu
daya utama AC, tetapi dapat dinyalakan dengan catu daya DC melalui vibrator
(semacam tenaga cadangan, fungsinya mirip baterai).
6. Urutan Terakhir :
akhiran penutup
Akhiran (bisa berupa
garis miring atau nomor) adalah kode tambahan, dan bisa juga berarti apa saja.
Misalnya sebagai kode perbaikan teknis, tingkat pengembangan, besar frekuensi
daya listrik, kode modifikasi, maupun produk untuk pasar tertentu.
Mari kita praktekkan,
radio Philips dengan nomor seri B6X61A/01, dapat diartikan :
B = Jenis
radio
6 = Kelasnya
X = Negara
Perakit
61 = Tahun
(depan) - Serial (belakang)
A = Catu
Daya
01 = Akhiran
Jadi ia adalah Philips
model table top, klas VI (biasanya memiliki fungsi untuk input piringan
hitam/phono) dirakit di Belanda pada tahun 1956, menggunakan catu daya listrik
AC.
Misalnya lagi nomor
seri L4X24T, maka produk itu adalah radio jinjing (portabel) dengan komponen
transistor, bertenaga baterai, yang dirakit di Belanda pada tahun 1962. Nah
untuk radio Roti, misal BIN318U dapat diterjemahkan sebagai berikut:
B = jenis
radionya (Table top alias ditaroh di atas meja)
IN = Rakitan
Indonesia
3 = radio
ini berada di kelas III kualitasnya
1 = dibuat
sekitaran 1951
8 = akhiran
yg berfungsi utk membdakn dg tipe radio roti lainnya yg diproduksi pada thn yg
sama
U = Catu
daya, u berarti UNIVERSAL, berarti bisa AC (127V) bisa DC (90V)
Dimana lokasi
informasi di atas?
Lihat bagian belakang
radio (rear cover), ada tutup karton keras. Biasanya karton tersebut memiliki
semacam lubang jendela kecil yang langsung memperlihatkan secarik kertas yang
menempel di rangka mesin.
Angka yang
tersedia adalah (untuk radio Philips)
-- tegangan
kerja dalam volt
-- frekuensi
kerja dalam hertz
-- nr seri
produksi
-- nr tipe
radio (nah seperti diuraikan di atas)
-- daya
konsumsi dalam watt
( Forum Detik)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar