Jumat, 30 Maret 2012

Rumahku Adalah Museumku


Bila ada pepatah yang mengatakan Rumahku adalah surgaku itu adalah benar adanya tetapi kalo Rumahku adalah museumku adalah filosofi rumah yang aku bangun.  Sebagai Sang Pemulung sejati  rumah yang aku rancang untuk dibangun menggunakan Barang-barang bekas  mulai dari lantai depan,  Kusen,pintu, jendela, kunci , handel pintu dan saklar On Off Listrik ( tentu bahan semen,cat,batu bata dan sebagian lantai barang baru..he..he..).  Bahan-bahan itu aku kumpulkan selama  lebih 4 tahun ( harap maklum dananya pas-pasan sehingga cukup lama mengumpulkannya) sebelum membangun rumah dari hasil ngluthusku di berbagai daerah di malang raya dan pasuruan. Pembangunan rumah ini memakai konsep Bentuk rumah menyesuaikan bagian-bagian rumah yang terlebih dahulu ada. Lazimnya membangun rumah itu bagian-bagian rumah yang menyesuaikan bentuk rumah. Pasti setiap teman yang main kerumah selalu berkata..”mas tiket masuk museumnya brapa?” Aku jawab “gratis asal kalo pulang nanti beli barang antik yang aku jual..he..he..he..”. Memang  isi rumahku penuh dengan barang-barang rongsokan yang telah dibuang oleh pemiliknya terdahulu, tetapi menurutku barang-barang tersebut apabila di rawat dan dipermak akan menjadi barang yang memiliji nilai jual yang tinggi. Aksesoris rumahku pun terbuat dari barang-barang bekas semua tidak ada barang baru dari toko mulai dari Telepon, Radio, jam dan meja kursi. Itulah cerita tentang rumah dan museumku.

BEBERAPA PERABOT BEKAS DIRUMAHKU
Televisi Hitachi buatan tahun 70an


Grobog, Radio Kompas, Jam dan Kipas Angin Antik Penghias Ruang tamu


Gramaphone, Kinangan Pelengkap hiasan Ruang Tamu


Lantai Motif Hasil Penyelamatan dari Bongkaran Rumah cagar budaya yang dirobohkan dengan sadis

Saklar listrikpun dari barang bekas, tidak ada satupun peralatan dirumahku yang baru.

Dari Pintu sampai Kunci dan Handelnya rumahku juga dari barang bekas hasil penyelamatan Rumah Cagar budaya

 Kalo Yang ini adalah lemari pakaian Antik yang tergolong langka, dalam kalangan Kolektor menyebutnya Lemari Model Van Der Poll dari namanya saja sudah kelihatan dari negara Belanda

Pagar/Railing Antik dari bekas bongkaran rumah. Railing ini terbuat dari besi dan ornamennya terbuat dari timah. Mau dimanfaatkan untuk pagar tangga dan pagar depan


Ketika Barang Antik Menjadi Gaya Hidup



Mungkin sedikit orang mengetahui bahwa zaman sekarang ini memiliki Barang antik merupakan gaya hidup sebagian orang baik tua ataupun kalangan muda.  Ini tercermin dari sekarang banyak kita lihat dijalan-jalan anak-anak muda dengan bangganya memakai Sepeda motor tua ataupun mobil butut antik. Di klub-klub motor antik kebanyakan sekarang dari kaum muda dengan  sekedar nongkrong didepan stasiun mereka berbagi cerita tentang suka duka memiliki motor antic. Selain itu sekarang banyak menjamur Rumah makan, Rumah Sakit (khususnya RS bersalin),Toko, Hotel mengusung konsep klasik dengan menonjolkan  Barang-barang antik sebagai pajangannya atau memajang mobil atau motor antik didepan Pintu masuk. Aku punya harapan kelak Instansi pemerintah ataupun swasta  juga mengusung konsep klasik ini dengan hanya sekedar memajang foto-foto, dokumen,Peralatan kantor dll yang berhubungan kantor tersebut. Seperti contoh Kantor Polisi memajang Senjata-Senjata /Pistol, Atribut, Plat-Plat Nomer kendaraan,Kendaraan  tempo dulu. Kantor Pajak memajang SPT, Surat Pethok D, Peta krawangan,Theodolit/alat ukur tanah Tempo dulu.  Bank memajang uang kertas dan koin,Alat hitung, buku tabungan, bentuk ATM  tempo dulu.Kantor Pos memajang Sepeda, Surat-surat, Kotak Pos, Timbangan Surat Tempo dulu . Memang Barang Antik Tidak ada Matinya……………………….

Investasi Barang Antik


Pada Zaman modern seperti sekarang ini banyak  orang berduit berlomba-lomba menanamkan uang berlebihnya untuk berinvestasi. Berbagai macam investasinya berupa membeli tanah  dan atau bangunan,berinvestasi beli emas . Tapi untuk kalangan yang pas-pasan penghasilannya bisa berinvestasi dengan cara yang unik dan tidak perlu mengeluarkan uang yang banyak. Investasinya berupa membeli  BARANG ANTIK tidak seperti yang kebanyakan orang pikirkan. Rata-rata pikiran orang membeli barang antic adalah suatu hoby  mahal yang harus merogoh kocek dalam-dalam untuk berburu barang antik , tetapi bagiku membeli atau berinvestasi barang antic tidaklah mahal karena barang-barang antik  yang aku beli rata-rata harganya masih wajar sekelas harga barang bekas bahkan ada yang aku beli dengan harga kiloan. Contoh yang aku beli dengan harga kiloan adalah sepeda motor  DUCATI buatan tahun 1954 dengan harga perkg  Rp 4.500,- dengan total harga 260.000,-. Sekarang setelah aku perbaiki motor tersebut sudah ditawar teman dengan harga Rp. 15.000.000,- tetapi barang tersebut blom aku lepas karena sesuatu dan lain hal (biar harganya naik lagi dan lagi dan lagi…he..he..he..). selain contoh itu aku juga pernah membeli radio kuno tahun pembuatan  tahun 30an dengan harga Rp. 85.000,- dalam keadaan mengenaskan, setelah aku servis ditukang langgananku radio dengan ongkos servis Rp 350.000,- ( jangan heran harga radionya lebih murah dengan harga servisnya…itulah keunikan berinvestasi didunia barang antik) radio dalam keadaan bunyi karena radio jenis langka radio tersebut dibeli  teman Jakarta  dengan harga Rp 8.500.000,-  walaupun dengan berat hati melepas radio tersebut. Bisa dibayang berbisnis ataupun berinvestasi barang antik  untuk saat ini cukup menjanjikan dengan nilai yang pasti akan terus bertambah mahal dari tahun ketahun karena semakin banyak orang menyukai atau sekedar bernostalgia masa-masa lalu melalui barang-barang antik sedangkan untuk stok barang antik boleh dibilang sedikit. Banyak sekarang bertebaran rumah-rumah makan, rumah hunian dan hotel  membangun dengan konsep tempo dulu. Dengan desain ekterior  bangunan gaya colonial atau rumah adat (Joglo) dan interior berupa pernak pernik aksesoris tempo dulu ( Lantai ubin bercorak,lampu gantung Kristal,telepon antik, mesin hitung kasir antik, Radio antik, gramaphon antik, kipas angin antic, lemari antik  dan masih banyak lagi barang-barang antik yang lain) dengan tanpil beda seperti  ini tentu sangat menarik atau menimbulkan rasa penasaran konsumen untuk berkunjung. Maka bila anda cerdas dengan penghasilan yang pas-pasan, saya sarankan untuk berinvestasi Barang Antik. Murah harga belinya….…mahal harga jualnya…he..he..he..

Punya Impian  memiliki Show Room Sepeda motor Antik seperti ini


Gudang Barang Bekas dengan benda-benda kwalitas berkelas


Kamis, 29 Maret 2012

Aku Dan Pasar Comboran


 BEBERAPA SUASANA PASAR COMBORAN
Suasana dipinggir Rel dipasar comboran....kalo ada Kereta penganggkut BBM lewat bubar sementara lalu kembali kerkerumun


 Barang bekas apapun ada di pasar ini



Suasana Pasar comboran di pinggiran JL Iriyan Jaya yang mayoritas jualan Onderdil Sepeda motor bekas


Campur baur antara onderdil,sepatu,tas dan baju bekas


Di Jl Halmahera, pedagang-pedagang seperti inilah yang seharusnya diperhatikan agar mendapat tempat yang layaj untuk jualan, bukan untuk diuber-uber layaknya maling dengan alasan ketertiban kota. Semoga Pasar comboran ditata dengan baik dengan memperhatikan pedagang-pedagang kecil seperti mereka


Dengar pasar comboran pasti orang sekitaran malang raya atau yang tahu pasar tersebut berpikiran pasar loak,pasar barang rosokan  bahkan pasar kumuh yang tak layak untuk dikunjungi. Sejarah nama Comboran adalah tempat "BEDHOL PATHOK" bagi kuda, tepatnya adalah tempat memberi makan dan minum kuda (bahasa jawa Nyombor). Dengan kata lain tempat parkir Kuda atau Dokar sebagai alat transportasi tempo dulu. Dalam perkembangannya berubah menjadi terminal angkutan umum seperti taxi, bis dan kerata api, dengan titik sentral mendukung keberadaan Pasar Besar di sebelah utaranya. Sekarang terminal itu dipergunakan sebagai pasar loak onderdil mobil (tepatnya didepan Pasar comboran). Begitulah Kawasan Comboran yang mempunyai ciri unik, berangkat dari sekitar nama aktivitas yang terjadi disaat itu, bisa berkembang didukung pengolahan fisik dan non fisik yang disesuaikan dengan kebutuhan aktifitas yang terjadi dijamannya. Pasar comboran terletak disepanjang jalan Irian Jaya, Jl Halmahera ( sepanjang rel kereta api Pertamina). Sehingga  apabila ada kereta api penganggkut BBM melintas para pedagang ramai-ramai menyinggkirkan barang dagangannya dan para pengunjung semburat minggir dan apabila ketera sudah lewat orang-orang kembali berkumpul lihat barang barang yang diinginkan. Pasar ini memang terlihat kurang tertata dengan rapi masih semrawut penataan pedagang kaki limanya. Aku berharap pada pemerintah kota Malang dapat menata ulang pasar comboran ini  agar layak untuk dikunjungi sebagai salah satu tujuan wisata seperti pasar klewer solo atau pasar bringharjo di Yogyakarta atau bahkan Pasar sukowati di Bali. Untuk menarik wisata ini diperlukan kenyamanan dan daya tarik tersendiri bagi wisatawan seperti memasarkan produk-produk unggulan khas Malang ataupun kuliner khas malangan. Pasar ini sangat berkesan bagiku karena dipasar ini aku pertama kali memperoleh barang Koleksiku sebuah Radio Merk Philips buatan tahun 40an. Aku memperoleh radio ini dalam keadaan mati, dengan usaha tanya sana tanya sini akhirnya aku menemukan tukang service radio yang dapat memservise Radio kuno ini. Radio kuno dengan radio sekarang memiliki komponen yang sangat unik karena radio sekarang dengan komponen transistor tapi radio kuno menggunakan komponen lampu tabung sehingga hanya tukang yang ahlinya  bisa menservice radio kuno. Dipasar ini juga aku memperoleh banyak sekali barang-barang rongsokan  tetapi setelah dengan beberapa sentuhan ajaib barang-barang rongsokan ini bisa disulap  menjadi  BARANG ANTIK  yang layak untuk dikoleksi , kalau dijual ke para kolektor harganya bisa 1000 kali lipat dari harga belinya di pasar comboran.  Itulah sekelumit terita tentang aku dan pasar comboran yang telah menjadi tempat  favoritku berwisata murah meriah ala pemulung

Rabu, 28 Maret 2012

Aku Sang Pemulung Sejati

Perkenalkan namaku SANG PEMULUNG, pekerjaanku adalah memulung segala macam benda yang dianggap oleh sebagian orang tidak ada gunakan bahkan ekstrimnya bisa disebut barang sampah. Hobyku ini ditularkan dari lingkungan keluargaku yang memang suka dengan benda-benda kuno atau pusaka peninggalan leluhur “bisa disebut benda rongsokan juga”. Sejak SD aku sdah suka benda-benda yang aneh, suatu hari aku sebagai anak yang dibesarkan disebuah desa kecil  bermain dengan temen2 sebayaku ke sungai untuk mencari ikan dengan cara di jala. Pada saat jalan dipinggir sungai aku menemukan batu dengan ada gambar bunga teratai dan batu itu aku ambil ang aku bawa pulang, ternyata setelah besar aku baru tahu bahwa batu itu nama kerennya Fosil. Sampai saat ini batu itu masih tetap aku simpan sebagai kenang-kenangan masa kecilku y`ng suka ngluthus kesungai. Hoby ku Ngluthus masih tetap aku pelihara sebagai hobby yang sangat menyenangkan, hampir tiap hari sabtu minggu pasti aku keliling kota malang dari tempat pengepul rombeng satu ke tempat rombeng yang lain, mengapa aku pilih hari sabtu minggu untuk berkeliling, karena selain hari itu ada tugas lain sebagai seorang karyawan. Berkeliling ketempat rombeng ini untuk mencari benda-benda yang telah dibuang oleh majikannya masa lalu untuk aku pungut dan aku pelihara dan aku rawat agar memiliki jiwa dan auranya lagi sebagai benda Yang dihargai”baca : Aksesoris Rumah. Setelah keliling , puncak safari rombengku bermuara pada pasar loak yang terbesar dimalang apalagi kalo bukan Pasar Comboran. Itulah mengapa aku dimanakan Sang Pemulung Sejati.