Kamis, 29 Maret 2012

Aku Dan Pasar Comboran


 BEBERAPA SUASANA PASAR COMBORAN
Suasana dipinggir Rel dipasar comboran....kalo ada Kereta penganggkut BBM lewat bubar sementara lalu kembali kerkerumun


 Barang bekas apapun ada di pasar ini



Suasana Pasar comboran di pinggiran JL Iriyan Jaya yang mayoritas jualan Onderdil Sepeda motor bekas


Campur baur antara onderdil,sepatu,tas dan baju bekas


Di Jl Halmahera, pedagang-pedagang seperti inilah yang seharusnya diperhatikan agar mendapat tempat yang layaj untuk jualan, bukan untuk diuber-uber layaknya maling dengan alasan ketertiban kota. Semoga Pasar comboran ditata dengan baik dengan memperhatikan pedagang-pedagang kecil seperti mereka


Dengar pasar comboran pasti orang sekitaran malang raya atau yang tahu pasar tersebut berpikiran pasar loak,pasar barang rosokan  bahkan pasar kumuh yang tak layak untuk dikunjungi. Sejarah nama Comboran adalah tempat "BEDHOL PATHOK" bagi kuda, tepatnya adalah tempat memberi makan dan minum kuda (bahasa jawa Nyombor). Dengan kata lain tempat parkir Kuda atau Dokar sebagai alat transportasi tempo dulu. Dalam perkembangannya berubah menjadi terminal angkutan umum seperti taxi, bis dan kerata api, dengan titik sentral mendukung keberadaan Pasar Besar di sebelah utaranya. Sekarang terminal itu dipergunakan sebagai pasar loak onderdil mobil (tepatnya didepan Pasar comboran). Begitulah Kawasan Comboran yang mempunyai ciri unik, berangkat dari sekitar nama aktivitas yang terjadi disaat itu, bisa berkembang didukung pengolahan fisik dan non fisik yang disesuaikan dengan kebutuhan aktifitas yang terjadi dijamannya. Pasar comboran terletak disepanjang jalan Irian Jaya, Jl Halmahera ( sepanjang rel kereta api Pertamina). Sehingga  apabila ada kereta api penganggkut BBM melintas para pedagang ramai-ramai menyinggkirkan barang dagangannya dan para pengunjung semburat minggir dan apabila ketera sudah lewat orang-orang kembali berkumpul lihat barang barang yang diinginkan. Pasar ini memang terlihat kurang tertata dengan rapi masih semrawut penataan pedagang kaki limanya. Aku berharap pada pemerintah kota Malang dapat menata ulang pasar comboran ini  agar layak untuk dikunjungi sebagai salah satu tujuan wisata seperti pasar klewer solo atau pasar bringharjo di Yogyakarta atau bahkan Pasar sukowati di Bali. Untuk menarik wisata ini diperlukan kenyamanan dan daya tarik tersendiri bagi wisatawan seperti memasarkan produk-produk unggulan khas Malang ataupun kuliner khas malangan. Pasar ini sangat berkesan bagiku karena dipasar ini aku pertama kali memperoleh barang Koleksiku sebuah Radio Merk Philips buatan tahun 40an. Aku memperoleh radio ini dalam keadaan mati, dengan usaha tanya sana tanya sini akhirnya aku menemukan tukang service radio yang dapat memservise Radio kuno ini. Radio kuno dengan radio sekarang memiliki komponen yang sangat unik karena radio sekarang dengan komponen transistor tapi radio kuno menggunakan komponen lampu tabung sehingga hanya tukang yang ahlinya  bisa menservice radio kuno. Dipasar ini juga aku memperoleh banyak sekali barang-barang rongsokan  tetapi setelah dengan beberapa sentuhan ajaib barang-barang rongsokan ini bisa disulap  menjadi  BARANG ANTIK  yang layak untuk dikoleksi , kalau dijual ke para kolektor harganya bisa 1000 kali lipat dari harga belinya di pasar comboran.  Itulah sekelumit terita tentang aku dan pasar comboran yang telah menjadi tempat  favoritku berwisata murah meriah ala pemulung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar